Kumpulan Cerita Sex Dewasa - Apa yang ada dipikiran anda jika mendengar kata “Sungai Musi”? Jembatan Ampera, Sumatera Selatan. Ya, Sungai Musi tidak bisa dipisahkan dari Jembatan Ampera dan Sumatera Selatan. Sungai Musi dan Jembatan Ampera menjadi salah satu kebanggaan Sumatera Selatan, tak terkecuali saya.
Sungai Musi adalah sungai terpanjang di Sumatera Selatan, dengan panjang yang mencapai 750 km dan lebar 500 meter. Sungai yang membelah Propinsi Sumatera Selatan dari Timur ke Barat ini bercabang-cabang. Sungai Musi memiliki delapan anak sungai besar yaitu, Sungai Komering, Ogan Lematang, Kelingi, Lakitan, Semangus, Rawas dan Batanghari Leko.
Begitu pula dengan Jembatan Ampera, adalah jembatan yang terbentang di atas sungai Musi dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi 11,50 meter di atas permukaan air. Dulu, jembatan ini pada bagian tengahnya dapat diangkat dan dilalui kapal yang memiliki tinggi maksimum 44, 50 meter.
Jembatan Ampera
Penduduk Kota Palembang memanfaatkan sungai Musi sebagai salah satu sarana transportasi air, seperti membawa penumpang untuk menyebrang, mengangkut barang dan hasil Bumi, bahkan bagi wisatawan yang datang justru menjadikan Sungai Musi sebagai tempat wisata.
Banyak peninggalan sejarah yang berada di tepian sungai ini. Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak (BKB), Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat), Masjid Agung Palembang yang dibangun oleh Sultan Mahmud Badarudin I, hingga Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang berdiri di lokasi Benteng Kuto Lamo bersebelahan dengan BKB.
Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat)
Benteng Kuto Besak (BKB)
Sore hari menjadi waktu yang sering dimanfaatkan wisatawan untuk melihat momen Matahari terbenam. Ketika gelap mulai menyelimuti, lampu-lampu yang ada di sekitar sungai Musi dan jembatan Ampera seakan menyihir tempat ini semakin indah.
Anda pernah mendengar kata rumah rakit, rumah khas Palembang? Di atas Sungai Musi, pengunjung bisa melihat secara langsung rumah apung yang menjadi rumah khasnya Palembang. Lebih seru lagi, jika pada hari-hari perayaan tertentu rutin diadakan festival air di Sungai Musi. Biasanya acara yang digelar adalah perlombaan perahu, kontes menghias perahu, dan perlombaan menyeberang sungai.
Rumah Rakit
Lomba Perahu
Tidak perlu takut kelaparan bila berada di seputaran tepian Sungai Musi BKB, karena pedagang makanan pun menjamur, dari makanan tradisional (pempek, mie celor, model dan lain-lain) hingga makanan dari daerah lain (bakso, mie ayam, dan lain-lain).
Terbesit dipikiran saya tentang indahnya Sungai Musi, Mulai muncul keraguan saya karena sungai Musi mulai tercemar, Dimana, penyebab terjadinya pencemaran tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang membuang kotoran atau tinja baik manusia dan hewan ke sungai yang mengandung bakteri fecalcoli. Akibatnya, air dari seluruh sungai tersebut tidak layak konsumsi.
Untuk mengatasi pencemaran ini, perlu dibangun WC terapung di bantaran Sungai Musi. WC terapung ini memiliki instalasi untuk mengolah kotoran manusia sebelum dibuang ke sungai. Diharapkan dengan adanya WC terapung ini, masyarakat tidak lagi membuang tinja secara langsung ke sungai, dengan adanya WC terapung ini, diharapkan Sungai Musi akan terbebas dari bakteri fecal coli sehingga layak dikonsumsi. Apalagi, sebagian besar air bersih di Palembang disuplai dari Sungai Musi.
Memang kita sulit mencegah agar masyarakat tidak membuang limbah atau kotoran ke sungai. Namun, kita harapkan kondisi ini untuk dikurangi. Jangan sampai air Sungai Musi tidak layak lagi konsumsi karena adanya bakteri fecalcoli yang berasal dari kotoran manusia ini, sehingga sungai Musi tetap menjadi tempat wisata kebanggaan Kota Palembang.